Akibat Timbal, Sejuta Anak Alami Kerusakan IQ

Dari : Pdpersi (Pusat Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia)

Jakarta - Harapan masyarakat Indonesia untuk segera lepas dari jeratan krisis tampaknya akan semakin lama terwujud. Lebih dari satu juta anak Indonesia dikhawatirkan akan mengalami kemerosotan tingkat kualitas intelegensinya (IQ)nya akibat polusi dari pemakaian bensin (premium) yang mengandung timbal.

Kemerosotan atau kelemahan IQ anak usia SD (sekolah dasar) akibat "racun" timbal diperkirakan akan dialami kota yang arus lalulintasnya padat, salah satunya Jakarta.

Demikian terungkap dalam jumpa wartawan dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim, Dirut Pertamina Baihaki Hakim, Deputy Pengendalian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Y Mukawi dan Kepala Bappedal Bali Ni Wayan Sudji, beberapa waktu yang lalu.

Mukawi mengungkapkan, sinyalemen tentang sejuta anak yang mengalami kemerosotan tingkat pertumbuhan dan perkembangan IQ-nya, didasarkan hasil penelitian yang dilakukan Bank Dunia pada anak didik di sejumlah sekolah di Jakarta.

Tanpa disadari, ketika kita menghirup oksigen ternyata di dalamnya terkandung timbal, hasil pembakaran kendaraan bermotor. Percaya atau tidak, timbal yang masuk bersama udara yang kita hirup ternyata beracun dan mempengaruhi kesehatan.

Pencemaran udara yang terjadi saat ini antara lain disebabkan oleh bahan aditif yang terdapat di dalam bensin, yaitu timbal. Timbal merupakan neurotoksin atau racun penyerang saraf yang bersifat akumulatif. Biasanya, timbal terkonsentrasi di terminal-terminal bis dan jalan-jalan raya. Setiap kenaikan kadar timbal dalam darah sebesar 10 ug per dl, dapat menyebabkan penurunan IQ sebesar kurang lebih 2.5 poin. Dan setiap paparan 1 ug per meter kubik, timbal diudara dapat menyumbang 2.5-5.3 ug per dl timbal dalam darah Efek yang ditimbulkan dari timbal sangatlah besar bagi kesehatan. Hasil berbagai penelitian yang dilakukan beberapa LSM dan Perguruan Tinggi di Jakarta terhadap beberapa Polisi Lalu Lintas menunjukan, ada kecenderungan mereka dapat menjadi mandul, karena sperma di dalam tubuhnya sudah terkontaminasi pencemaran timbal.

Pada anak-anak, timbal sangat berbahaya karena dapat menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) dan kemampuan belajar. Pada perempuan, pengaruh timbal ditandai dengan mual-mual, mata merah dan pusing-pusing. Sementara pada pria ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan peningkatan tekanan darah tinggi.

Sumber timbal yang paling utama, adalah emisi gas buang kendaraan bermotor atau hampir 90 persen dari total emisi timbal di atmosfer. Ketika bensin bertimbal dibakar, partikel-partikel halus timbal akan diemisikan dan tetap berada di udara beberapa minggu sebelum akhirnya mengendap. Partikel halus timbal tersebut dapat langsung dihirup kebagian paling dalam paru-paru dan diserap ke dalam darah dengan efisiensi hampir 100 persen, kemudian berakumulasi di otak.

Pada daerah pemukiman di Jakarta, hasil pemantauan kadar timbal di udara selama kurun 1994 hingga 1998 menunjukan kisaran 0.21.8 ug per meter kubik. Di Indonesia, Baku Mutu kualitas udara untuk timbal adalah 1 ug per meter kubik. Walaupun Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas timbal 0.51 ug per meter kubik. Perkembangan terakhir menyebutkan, tidak ada ambang batas timbal yang rendah, yang tidak dapat mendeteksi dampak negatif pada anak-anak dan orang dewasa. Artinya, timbal memang harus dihapuskan karena dampaknya yang sangat merugikan.

Hanya sekitar 10 persen timbal mengendap langsung di tanah, dalam jarak 100 meter dari jalan. Sebanyak 45 persen mengendap dalam jarak 20 km, 10 persen mengendap dalam jarak 20 hingga 200 km, dan hanya 35 persen terbawa ke udara atmosfer. Adanya transportasi timbal jarak jauh ini dibuktikan dengan adanya peningkatan timbal di daerah kutub, Greenland

Mengingat dampaknya yang sangat membahayakan kualitas hidup masyarakat, tidak mengherankan, banyak yang menginginkan pencemaran udara akibat timbal segera dihapuskan. Karena itu, sudah saatnya menghapus bensin bertimbal karena risiko kesehatan yang harus dibayar sangat tinggi.(iis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar